Warung Makan murah KAGAMA Bulaksumur

Sekitar tahun 2000-2002 saya biasa makan di warung makan murah kagama,
Waktu itu harga perporsi nasi, lauk, minum, buah cuma Rp 500..
Murah khan...
Karena disubsidi....
Mungkin normalnya di warung umum sekitar Rp 1.000-1.500 an...


Karena sering mampir di sana sekitar jam 10 pagi..
Maka tidak asing dg wajah para pembelinya..baik dari kalangan mahasiswa..maupun umum seperti tukang becak..dll.., sehari kalau tidak salah wmmk menyediakan sekitar 300-500 porsi..


Karena terkenal murah dan masyakannya enak...bergizi..
Maka saya sering ajak teman teman kost..
Waktu itu kost di rumah bu mantjolo gang nusas indah hingga pindah ke kost pak icuk gang kana..

Cuma sblm ajak teman kesana..
biasaya Saya kasih tahu passwordnya..
yaitu mengucapkan  "terima kasih "


Maksudnya setelah beli kupon..lalu antri..lalu dapat makan...
Disuruh mengucapkan terima kasih..kepada team warung makan murah kagama..

Memang sebagian , Ada Pembeli yg diam saja..
Ditanya pegawai..
Bilang apa...??
Ada yg blm paham juga...

Terus diajari bilang "terima kasih...'

Ajaran atau pesan moral ucapan terima kasih (bersyukur) itu bersifat umum..
Kepada siapa saja...

Saya yg waktu itu mahasiswa amikom..
(Bukan Ugm)..sangat dikenal bu koento (kagama)..
Beliau mengapresiasi saya...
Mungkin karena orang asing dan disiplin...sesuai aturan warung
Ketikah ultah wmmk ke berapa gitu..sy ditelpon langsung , diundang suruh hadir..
Dan diperkenalkan kepada tamu yg hadir...

Selain itu..
Sy bisa berkunjung ke rumah bu koento..
Yg berefek bisa jualan alat peraga pendidikan yg bernama logico..

Wmmk..kalau nggak salah tutup tahun 2002
Semoga jadi lahan amal kebaikan para pengelola rmmk..




------
artikel tambahan dari http://bulaksumur.tripod.com/juli/edisi9/kagama.htm
31/07/2000 Kagama :
Biar Murah Asal Antri

Setelah dua tahun menjual nasi murah untuk mahasiswa dan masyarakat kurang mampu, Warung Makan Murah Kagama (WMMK) belum ada tanda-tanda mau tutup. Bahkan, meskipun pengunjung warung yang dikelola oleh ibu-ibu pengurus harian Keluarga Alumni Gadjah Mada (PPH Kagama) itu terlihat dari golongan menengah.
Program WMMK yang dimulai sejak 30 April 1998 itu merupakan ide dari Ibu Koento Wibisono, Istri ketua umum PPH Kagama. Ide ini didasari oleh krisis ekonomi yang terjadi di indonesia. Maka bersama ibu-ibu pengurus PPH lainnya, mereka berusaha untuk mencari cara untuk membantu korban-korban krisis ekonomi yang sebagian besar adalah mahasiswa, khususnya mereka yang belajar di Yogyakarta.
 
Warung berlokasi di Wisma Kagama itu menurut Ibu Soeriyati, seorang pengurus, karena dulu di sana sering terjadi demonstrasi menuntut Soeharto lengser dari kursi kepresidenan. WMMK tersebut menurut ibu yang tinggal di daerah Pajeksan ini merupakan program bakti kasih yang bertujuan untuk menolong masyarakat kurang mampu, termasuk di dalamnya sebagian dari mahasiswa.
Kini setelah dua tahun berjalan, konsumen WMMK telah mengalami sedikit banyak perubahan. Terlihat dari banyaknya masyarakat dan mahasiswa yang tergolong "mampu" yang ikut ngantri di WMMK. Disinggung mengenai hal tersebut, ibu yang murah senyum ini mengatakan bahwa memang hampir sepertiga dari jumlah pembeli setiap hari adalah orang-orang yang mengendarai sepeda motor.

Asal Mau Antri
Meski demikian hal tersebut tidak bisa menjadi alasan melarang mereka untuk makan di Kagama. “Asal merasa kurang mampu dan yang terpenting adalah mau tertib dan disiplin yaitu mau antri dan sesudah makan mau menaruh piring dan sendok pada tempatnya”.

Mengenai dana untuk program WMMK ini diperoleh dari bantuan alumnus dan dari sumbangan-sumbangan lain. Sumbangan lain yang bisa dari UGM maupun luar UGM baik yang berupa bahan mentah maupun uang. "Dulu ada Alumnus ITB yang ikut nyumbang daging perminggu setelah melihat WMMK ini. Tetapi sayangnya sekarang sudah berhenti,” katanya. Meski demikian persediaan WMMK masih cukup aman. Artinya dengan stok dana yang ada sekarang masih dapat diselenggarakan WMMK untuk satu tahun kedepan. WMMK yang belum jelas akan sampai kapan akan diadakan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi yang ada. Misalnya pada saat sekarang ini karena banyak yang KKN maka hanya disediakan 300 porsi.
Dalam setiap hari warung yang tidak pernah sepi dan selalu habis ini sudah banyak memiliki pelanggan.hal ini dapat digunakan patokan bahwa program tersebut masih layak dan perlu.Bahkan saat diwawancarai salah satu pelanggan WMMK mengatakan "Sebaiknya WMMK dapat ditambah porsinya sehingga tidak cepat habis" kata mahasiswa yang tidak mau namanya ditulis. Malu kali.

A Muzakki
LAPORAN : Heri P
http://bulaksumur.tripod.com/juli/edisi9/kagama.htm
 

Komentar