Lagu Bareh Solok sangat populer didaerah Sumatera Barat, dan kini ada satu komoditi lagi dari Solok yang harus dikenal banyak orang, yaitu kopi Solok.
SCAA Expo adalah pameran kopi terbesar didunia yang diadakan di Amerika Serikat setiap tahun. Pada tahun 2014 menobatkan kopi Solok sebagai salah satu dari sembilan kopi terbaik dari Indonesia, saat itu Pavilion Indonesia memajang 39 jenis kopi dipameran tersebut.
Pengakuan tentang citarasa kopi Solok tentulah sangat berdasar, tidak cuma di SCAA Expo yang sudah pasti bisa dijadikan acuan. Beberapa pencicip rasa kopi, atau yang dikenal dengan istilah Q-Grader juga mengamini hal tersebut. Seperti diceritakan oleh Adi Alfadriansyah, ketua Koperasi Petani Kopi Solok Radjo. Rasa lelahnya mengejar seorang Q-Grader terkenal terbayarkan ketika yang besangkutan berkomentar "Saya tidak mesti berbohong untuk mengatakan kopi Anda enak".
Nama kopi Solok kini mulai harum, seharum seduhan kopinya ketika bertemu air panas. Tidak hanya di Sumatera Barat, dikalangan pecinta kopi di Jakarta kini ada istilah, "Rasa kopi Solok itu nyolok".
Berbagai upaya perbaikan terus dilakukan oleh semua pihak dengan penuh semangat. Tidak hanya pelaku usaha kopi, sokongan pemerintah pun sangat dibutuhkan. Salah satunya ketika Pemerintah Propinsi, diwakili oleh Ir. Fajarudin selaku Kadisbun Sumatera Barat mempromosikan kopi Solok dievent kelas dunia seperti SCAA Expo.
Kini bola salju itu terus mengelinding, menurut Edra Novit dari Gapoktan Surian, permintaan pasar lokal dan eksport terus bergulir, termasuk dari Amerika. Dia berharap dalam waktu dekat mimpinya mengirim satu kontainer full, berisi kopi Solok segera terwujud. Hingga tidak perlu lagi ditumpangkan dan memakai nama kopi dari daerah lain. Nasib kopi Solok tidak boleh lagi seperti telur mata sapi, yang punya telur ayam, tapi sapi yang dapat nama.
Fenomena kopi Solok harus menjadi momentum kebangkitan kembali industri kopi di Ranah Minang. Sumatera Barat memiliki banyak sekali daerah yang berpotensi ditanami kopi. Semua harus saling bekerjasama sesuai dengan bagiannya masing-masing. Rantai industri kopi itu cukup panjang, mulai dari petani kopi, pengepul kopi, pedagang kopi, penggoreng kopi dan kedai kopi, bila semua itu bisa bergerak, maka sekaligus akan menggerakan roda ekonomi.
"Sebagian kopi Solok sudah masuk kategori kopi spesial, dan akan terus bertambah jumlahnya ketika semakin banyak yang bisa memberikan perlakuan yang benar pada kopi", seperti disampaikan oleh Ahmad Syafrudin, ketua SCAI (Specialty Coffee Assosiation of Indonesia). Ini tentu menjadi jalan bagi kopi Solok untuk bisa bersaing dipasar kopi dunia. Industri kopi itu sangat besar, kopi adalah komoditi nomor dua paling banyak diperdagangkan di dunia sesudah minyak bumi.
Menjadi tuan rumah dinegeri sendiri dan tamu terhormat dinegeri orang, falsafah itu yang menginspirasi Tridawa Coffee, salah satu merek dagang kopi, untuk ikut mengambil bagian dalam upaya mempopulerkan kopi Solok. Membuat kopi Solok kedalam kemasan sebagai oleh-oleh khas dari Ranah Minang, menjajakan kopi Solok ke coffee shop dan retail di Jakarta, serta membawa kopi Solok mengikuti pameran-pameran kopi diluar negeri adalah upaya kongkrit yang di lakukan oleh Tridawa Coffee, perusahaan kopi yang di awaki oleh putra Minang ini.
Semoga kerja keras dari semua pihak ini segera membuahkan hasil. Industri kopi di Ranah Minang terus maju pesat, kedepan tidak boleh lagi ada pohon kopi yang ditebang karena dianggap tidak menghasilkan, atau pohon kopi hanya sekedar dijadikan pembatas sepadan tanah. Harusnya pohon kopi itu dirawat seperti dalam cerita angsa bertelor emas, agar hasilnya bagus dan menghasilkan kopi enak. Percayalah, kopi enak itu selalu akan menemukan penikmatnya.
Dan segera harus diciptakan lagu baru, berjudul "Kopi Solok" lalu lagu itu harus ditranslate kedalam bahasa Inggris, agar lagunya bisa dimengerti diseluruh dunia, sambil menikmati secangkir kopi Solok.
rujukan http://rubik.okezone.com/read/30305/mimpi-dalam-secangkir-kopi
Komentar